Jumat, 17 Juni 2011 0 komentar

RANTE MARIO PART 1 ( Edisi Pemandangan Terindah )

Puncak Tertinggi Pulau Sulawesi. Pegunungan Latimojong Puncak Rante Mario 3478 MDPL
Pendakian Perdana kepuncak tertinggi Pulau Sulawesi beranggotakan 4 orang. Kak Imam, Kak Bas, Herman, dan Saya.
Perjalanan star dari Kota Parepare menuju Kabupaten Enrekang. Perjalanan di lalui dengan kendaraaan roda dua. Dengan bekal  dua buah carel besar dan 3 daypack kami berangkat berpasang-pasangan. Sekitara jam 09.00 kami meninggalkan secret MAPALA SALAWAT. Pendakian ini merupakan pendakian perdanaku ke Latimojong setelah lama kumimpikan kesana juga sepertinya perjalanan perdana ke daerah Baraka daerah jalur menuju pegunungan latimojong. Perjalanan saya lalui dengan semangat yang mengebu-gebu meskipun dengan beban yang berat di motor. Herman yang bertubuh lumayan kekar saya bonceng dengan motor Vega-R ku. Tak terasa sudah masuk daerah Kabupaten Enrekang dan jalan sudah semakin berliku-liku. Kecepatan motorku pun masih tetap kupacu sekitaran 70-80 km/jam.  Tak beberapa lama dijalur yang berkelok-kelok saya melalui jalan yang bergelombang dan bisa juga dikata sudah berlubang ang cukup dalam.  Dengan carel didepan dan satu carel dipunggung Herman saya tidak mampu mengimbangi motor sehinggi terjatuh parah. Saya dan Herman terjatuh sesaat namun motor terlempar jauh kebawah karena turunan. Motor hancur rusak parah bagian depan dan tidak bias lagi digunakan. Bagian bambu depan bengkok beserta segitiga motor. Lampu dan tengkorak terpecah namun sayap untunglah masih utuh. Kondisi Herman hanya shok karena tidak jauh terhempas karena ada carel dipunggungnya. Sedang saya luka berdarah bagian bahu, punggung, dan betis karena ikut terhempas saat motor terjatuh.  Saya baru sadar ketika motor dan semua team dirumah salah seorang warga dekat tempat kami terjatuh. Luka berdarah ku diobati. Namun yang terasa sakit adalah bagian betis yang sepertinya luka dalam karena terbentur. Setelah istirahat sejenak saya ditanya kondisiku apa masih bisa atau batalkan saja dulu karena melihat kondisi lukaku. Namun semangat ku untuk ke Latimojong yang sangat besar dan memang sudah lama sekali berkeinginan kesana tapi dihalangi terus sakit pada betisku tidak saya hiraukan. Padahal sakit pada betisku terasa saat saat melangkah berpijak. Sakitnya sakit sekali tapi tidak ingin saya bilang supaya perjalanan tidak dibatalkan. Kebetulan tuan rumah berbaik hati akan membantu memperbaiki motorku dibengkel tetangganya. Keputusan akhirnya saya dan Herman melanjutkan perjalanan dengan mobil panther dan Kak Imam dan Kak Bass menunggu dititik pertemuan daerah Baraka. Jam sudah jam 16.00 sore. Saya dan Herman naik mobil Panther bersama carel dan Daypack. Sekitar jam 18.00 lewat magrib saya dan Herman diturunkan di depan Puskesmas Baraka. Menyusul pula sudah tiba Kak Imam dan Kak Bass dengan motor. Kami menuju Ke sebuah perumahan dalam kompleks SD teman lama Kak Imam yang juga basecamp KPA Lembayung Baraka. Sampai disana syukurlah bertemu teman lamanya yang bernama Kak Indra namun teman-teman KPA Lembayung tidak ada berhubung lagi ada kesibukan semua. Kami menginap disana.
Pagi hari menjelang siang kami memutuskan mengendarai roda 4 yang biasanya masuk ke Desa Latimojong. Yang kami dapat mobil truk pendek dengan harga sewa Rp.25.000 /org. namun informasi supirnya hanya sampai Dusun Rante Lemo. Dusun paling ramai didesa Latimojong. Kami naik truk


 
;